Senin, 19 September 2016

Jawaban ini memang cukup mengejutkan bagi Relawan Karisma Jakarta hal itu terkait dengan Pendaftaran calon gubenur dan wakil gubernur DKI Jakarta tak lama lagi dibuka, tapi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masih teguh pendirian.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beramai-ramai mengecat seluruh gang menjadi warna-warni. Risma yang tiba sekitar pukul 07.00 wib dengan mengenakan kaos ungu langsung menyapa para warga.© youtube Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beramai-ramai mengecat seluruh gang menjadi warna-warni. Risma yang tiba sekitar pukul 07.00 wib dengan mengenakan kaos ungu langsung menyapa para…
Kendati mengungguli calon petahanan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Risma bersikeras ingin melanjutkan memimpin Surabaya yang dianggapnya masih banyak pekerjaan rumah.

Risma mengatakan akan memerangi hawa nafsunya agar tak tergoda selama menjadi pemimpin.

Asal tahu saja kemarin puluhan Relawan Karisma Jakarta mendatangi Risma di Surabaya untuk membujuknya maju mewakili kaum cilik di Pilgub DKI Jakarta. Mereka di antaranya Ketua Karisma Yongky Jonata, Sekjen Syaiful Amin, Bendahara Silma Azhar, dan Ketua NU Jakarta H Kasir.

"Misalnya aku punya ambisi dan aku ngomong mampu menjadi pemimpin daerah ini. Terus tiba-tiba Gusti Allah memberikan cobaan, yang sombong itu aku, yang takabur itu aku, dan yang kena cobaan itu wargaku. Itu tidak adil untuk mereka," ujar Risma di rumahnya Jalan Sedap Malam, Surabaya, Minggu (18/9/2016).

Selain memerangi hawa nafsu, Risma tak pernah sesekali meminta warga Kota Pahlawan memilihnya sebagai pemimpin Kota Surabaya. Risma mengaku pantangan berbuat demikian.

"Aku tidak ada keinginan, berpikir atau kepingin untuk menjadi seorang pemimpin, itu tidak boleh. Tetapi Allah berkehendak lain, dan tidak ada satu pun manusia yang bisa menolak takdir tuhan," terang Risma.

Risma sudah berbicara kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno, ia ingin tetap berada dan membenahi kekurangan yang ada di Surabaya.

"Seperti dulu, aku enggak mau menjadi menteri. Bu Mega juga sepakat dengan itu," imbuh Risma.

"Aku meninggalkan Surabaya berat, warga Surabaya juga berat, Bu Mega juga berat. Itu pasti, tapi tidak ada yang bisa mengatur jika Allah berkehendak," tutur Risma.

Apa tanggapan kalian tentang ibu Risma?

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ADA-ADA SAJA - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -