Jumat, 26 Agustus 2016
Ungkapan “capailah ilmu setinggi langit” banyak diucapkan para orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya. Namun berhati-hatilah, jangan sampai ungkapan itu membuat mereka belajar sepenuh tenaga hingga lalai. Janganlah biarkan mereka mencari ilmu hingga tidak beramal.
Agar potensi ilmu, ketrampilan dan amal terus bisa meningkat, harus memenuhi tiga kriteria:
1. Hendaknya ilmu yang menghasilkan rezeki berada di jalur yang halal, bukan syubhat apalagi haram. Karena pendapatan yang halal akan mengundang keberkahan, banyak manfaat dan aman tatkala menghadapi pertanyaan di akhirat. Harta yang halal akan mendapat ketajaman doa, senjata yang paling ampuh untuk meraih kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat.
2. Hendaknya ilmu yang membuat kita bekerja, tidak menyebabkan ibadah menjadi terlantar. Sekali lagi tugas utama kita adalah beribadah pada Allah.
Jadi alangkah indah jika mengutamakan Allah di sela-sela kesibukan kita. Sahabat Abdullah bin Mas’ud melihat pemandangan yang menyenangkan di masa beliau. Setiap adzan berkumandang, orang-orang merapikan barang dagangannya dan bergegas ke masjid. Mereka inilah orang-orang yang dimaksud oleh Allah dalam firmanNya: “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat dan membayarkan zakat.” (QS. An Nuur:37)
Marilah kita senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat. Sebab bahaya dan kelemahan ilmu adalah ketika tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki, dicintai dan diridhai Allah SWT.
1. Salah atau keliru dalam kehendak dan niat.
2. Berkeyakinan pada ilmu yang dianggap telah diperintahkan oleh Allah SWT.
3. Terlalu yakin bahwa ilmu itu bisa mendekatkan diri kepada Allah meskipun tidak diperintahkan.
4. Ilmu itu tidak untuk Allah dan akhirat tetapi ditujukan kepada kepentingan materi dan duniawi serta makhluk belaka.
5. Ingatlah sahabat Ummi, iman dan keyakinan akan melahirkan pengetahuan dan niat yang benar. Keduanya melahirkan dan memupuk keimanan.