Kamis, 18 Agustus 2016
Kisah Keteladanan Sopir Angkot Pensiunan TNI Ini Sungguh Pantas Untuk Dicontoh
Sesungguhnya Allah akan menguji manusia dengan berbagai kekurangan dan ketakutan akan rezeki untuk mengetahui siapa saja hamba-Nya yang mau bersyukur dan tetap bersabar akan ketentuan-Nya.
Seperti itulah yang dialami seorang pensiunan TNI bernama Yusuf Supriyatna. Di umurnya yang sudah 72 tahun, ia masih berusaha berikhtiar mencari nafkah dengan menjadi sopir angkot.
Kisah keteladannya pun tertulis dengan jelas dalam sebuah akun Facebook milik Meirna Nurdini Thomas. Tak hanya semangatnya yang pantas dicontoh, namun sikapnya pun menuai pujian.
“Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum dan langsung menjalankan kendaraannya, pelan, tidak tergesa dengan pentofel hitam berkaos kaki rapi,” tulis akun tersebut.
Keteladannya dalam menerapkan nilai agama dimulai saat Meirna duduk di depan bersama Pak Yusuf. Nampak saat itu seseorang menjual paksa air minum botolan kepada sang sopir angkot, meskipun sebenarnya ia tidak membutuhkan. Dengan keterpaksaan, Pak Yusuf tetap membayar air minum tersebut.
Namun bukannya ia minum, justru sopir angkot jurusan Gedebage-Cibeureum ini menyimpannya ke dalam laci sambil berkata, “Air ini tidak saya minum, Neng. Haram karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan tapi pemaksaan. Filosofi jual beli adalah si pembeli membutuhkan dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah. Ini namanya jual paksa tapi ya bapak mah ikhlas aja, karena rezeki bapak sudah diatur oleh Allah, tidak akan berkurang karena itu,”
Keteladanan lainnya yang membuat Meirna kagum adalah saat seorang anak kecil memberikan ongkos yang tidak sesuai tarif angkot tersebut. Ia hanya memberikan dua buah koin 500 rupiah untuk perjalanan yang lumayan jauh.
Dengan sedikit gemas, Meirna yang berada di samping Pak Yusuf mencoba menghibur pensiunan TNI tersebut.
“Dasar anak-anak, dimaklum ya Pak.”
Namun jawaban sang sopir angkot sungguh mengejutkan dan harus disadari setiap orang tua.
“Anak itu tidak salah Neng. Namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya. Tidak apa-apa, kan rezeki bapak mah sudah diatur oleh Allah,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa setiap manusia harus menjalani hidup dengan ikhlas dan sabar serta harus yakin kepada Sang Pencipta lewat ibadah dengan ikhlas.
“Bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, Neng. Kuncinya salat lima waktu jangan ditinggalkan dan kalau kita ada permintaan sama Allah, mintalah sehabis shalat, sehabis tahajud dan lakukan shalat hajat, pasti diijabah oleh Allah,” lanjutnya.
Pak Yusuf juga tidak pernah menghitung uang hasil usahanya di depan umum dan enggan untuk menyalip angkot lain. Yang cukup patut dicontoh oleh sopir angkot lainnya adalah ia selalu menerima uang penumpangnya dengan tangan kanan, meski cukup sulit memang kenyataannya.
“Allah sudah memberikan rezeki ke bapak dari ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan, sebab apa? Allah sudah memberi rezeki masa kita terimanya pakai tangan kiri, bagaimana mau berkah?” tanyanya.
Kisah Pak Yusuf pensiunan TNI yang menjadi sopir angkot itu pun mendapatkan banyak pujian dari berbagai pengguna media sosial karena tidak melupakan rasa syukur kepada Allah Ta’ala.